Wednesday, May 6, 2009

selain Buang sampah Sembarangan,,Anak Asrama Dilarang Keras Nonton Sinetron

sebagai penghuni baru di asrama saya haru mematuhi segala etika, peraturan, dan tata tertib yang sudah diatur baik yang tertulis atau yang tidak tertulis. Namun, hari minggu kemarin rupanya saya telah melanggar sebuah peraturan yang konon katanya sangat berakibat fatal.. Kejadiannya sangat sederhana dan tentu relatif manusiawi, sewaktu saya berkunjung ke kamar salah seorang anggota asrama yang punya Televisi, saya berpesan kalau nanti malam saya akan pinjam kamarnya untuk menonton Melati Untuk Marvel.. Sederhana bukan??

hal yang tidak saya duga terjadi, Sutar(man) dan Alders yang merupakan anggota asrama haluan kiri langsung bereaksi secara sporadis,,mereka tidak terima kalau ada anak asrama yang menjadi fans berat sinetron,,,kata-kata kotor langsung keluar dari mulut (kotor) mereka. Alders berujar: "Hampir sepuluh tahun berdirinya asrama ini, tidak ada satupun yang berani menonton sinetron, tapi kamu berani sekali melanggar peraturan yang sangat tabu".

Tidak ada yang terjadi setelah itu selain ucapan ikrar setia saya dihadapan dua anggota partai bath (salah satu partai oposisi ekstrim sayap kiri terkuat yang ada di Asrama babasal):
"Dengan ini saya berjanji untuk menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan suci sebagai anak Asrama Babasal dengan tidak menonton Melati untuk Marvel atau sejenisnya"

selamat tinggal Melati dan Marvel, Cinta Fitri (season I, II, III), Tersanjung (1-9), dll

Friday, May 1, 2009

Ketika Pengemis (Cinta) "grepe-grepe" (makna) cinta

Cerita ini adalah salah satu bagian yang terjadi waktu aku nginap di kosan lama ku.

Sewaktu aku lagi serius menjajal kemampuan Yogi di winning, tiba-tiba Herman (pemilik Kamar tempat kami bermain PS yang tidak pernah dianggap pemilik kamar) memanggil aku untuk diajak ke lantai dua yang langsung beratap langit. rupanya disana sudah ada Prima (teman ku yang tidak jelas segala sesuatu tentangnya kecuali orang tua, itupun hanya karena kiriman duit). Mereka sedang berbicara tentang cinta. Ahhhhhhhhhhhhhhhh,,aku merasa seperti anak-anak kos putri yang sedang curhat. Sumpahhhh,,ga banget.. Kesan yang aku rasa hanya satu, Sok IMut.


Bukan tidak ada alasan aku malas berada di momen itu. Bintang bertebaran di langit yang cerah, suasana malam yang hangat, dan pose duduk kami yang tidak beratur mirip pose boyband dicover album boleh dikatakan lebih dari cukup untuk menjelaskan kalau waktu itu adalah malam yang romantis. Yang tidak aku setuju hanyalah kenapa harus aku, prima, herman dan Yogi (yang tanpa diundang langsung nimbrung karena sudah kehabisan makanan di depan TV nya) yang jadi aktor nya.


intinya, malam itu herman mau curhat. Katanya ini masalah hati. Mati aku.


Sebagai sebuah penghormatan kepada Kahlil Gibran, Ariel Peterpan atau siapa saja yang dianggap sebagai penyair cinta, komposer musik romantis, saya tidak akan menceritakan isi dari pembicaraan kami tentang cinta. Karena 99,83% isinya jauh dari makna cinta.

Yang bisa saya post disini cuma rekomendasi buat pertemuan itu. Pertama: Jangan sok imut bicara tentang cinta kalau hutang di Burjo Aa Asep masih banyak. Kedua: Masih terkait dengan yang pertama, Hutang sama Angkringan Bandito juga tolong di cek. Perhatikan dua hal itu dengan seksama sobat, karena kita susah mikirin cinta kalau makan saja susah.

Dari burjo sampai nge Blog

Sebenarnya aku tidak begitu ngeh dengan dunia blogging. tapi kayaknya arus takdir tidak bisa tertahan untuk mengantar aku ke dunia tulis menulis, dunia yang sangat baru bagiku.

siapa yang sangka hanya karena diajak menginap di kosan teman ku, sebuah blog baru lahir. tidak ada jaminan untuk dibaca, tapi setidaknya aku punya kebiasaan yang lebih produktif ketimbang menghina orang, ngebahas pacar orang yang tidak ganteng tapi bawa mobil atau menambah daftar hutang di Angkringan.

beberapa saat lalu aku dan teman-teman di kosan ku yang lama mengadakan reuni dengan menggelar pertandingan winning eleven. hasilnya tidak ada yang menggembirakan buat ku selain tidak ada yang bisa mengalahkan ocehanku sepanjang malam itu. Hal itu yang menjadikan mereka berpikir untuk mengajak aku untuk remacth. Bukan mengadakan pertandingan ulang tetapi malah sibuk buat obrolan yang tidak jelas.

Ketika malam semakin larut, pikiran tidak lagi teratur secara reguler seperti di pagi hari, obrolan semakin tidak jelas dan hasilnya perut lapar. Kami berfikir untuk makan malam tambahan di Burjo, tapi sayang sekali uang bulanan sangat terbatas. Dalam detik-detik yang sangat menentukan itu, saya mengambil sebuah keputusan kontroversial yang pernah aku buat dalam hidupku, bikin blog.